Minggu, 20 April 2008

Sesaat Rehat (Belajar dari anak)

Wajahmu itu Berbinar

Keluar dari kelas 3 SD memang membuat penat. Jumlah siswa yang lebih dari 40 dengan kelas yang kecil menambah riuh suasana, sampai kadang –kadang saya memerlukan pelantang ke kelas agar suara saya terdengar oleh seluruh anggota kelas.

Itupun sempat dikerubuti, mereka berteriak kepada teman-temannya bahwa pelajaran hari ini adalah menyanyi.

“Bu kita karaokean ya Bu!” Teriak Yusri yang selalu berteriak jka berbicara.Tanpa sempat saya menjawab, teman-temannya menyambut ucapan Yusri.

”Horree.... kita karaokean!!!”

Saya hiraukan teriakan mereka sambil memasang kabel untuk menggunakan pelantang.

Selesai mengajar di kelas itu saya mengajar di kelas 2 SD.Di kelas ini saya memberikan materi ”Menggunakan Kata Tanya” dengan menggunakan alat peraga berupa kata tanya yang ditulis oleh guru kesenian Pak Enda namanya. Agar tulisannya menarik , dia menulisnya di atas kertas berwarna. Mengajar di SD memang harus banyak cara agar pembelajaran menjadi menarik.

Pada Akhir waktu, saya memberi tugas agar mereka membuat kalimat dengan menggunakan kata tanya. Sambil memantau para siswa sesekali saya duduk dengan mereka. Siti Nurahsyikin yang selalu manja bila di dekatku mulai memijat tanganku. Mimi tak mau kalah, dia mulai memijat pundakku. Saya memuji mereka kalau pijatannya enak padahal apa yang diharapkan ketika tenaga mereka masih lemah.

”Bu, coba sama mama saya dipijatnya, mama saya kan tukang pijat” Ujar Agustin, dan ucapannya itu menghentakkan saya.

Ntah dengan maksud apa dia mengatakan begitu, apa dia tak mau kalah karena teman-temannya memijat tangan saya sementara dia masih mengerjakan tugas . Agustin, anak yang manis, kulitnya bersih kekuningan, rambutnya agak pirang, cantik, dan nilainya pun lumayan bagus.

”O,ya? Wah enak dong kalau punya mama pandai memijat” sambil berharap dia akan mengucapkan sesuatu lagi.

”Iya, saya kalau sakit mama yang pijatin, kemudian orang-orang juga minta mama yang pijatin. Nah, Ibu coba deh sama mama saya” ucapnya penuh semangat.

”Iya, betul Ibu mau kok.” kataku sambil memeriksa pekerjaan anak yang sudah selesai mengerjakan tugas.

”Oya, Bu, mama saya juga suka buat jamu. Kalau ada ibu-ibu yang anaknya susah makan, suka minta sama mama ,buatin jamu biar anaknya makan banyak” katanya lagi, seolah kata-katanya itu dapat mengalahkan teman-temannya yang terus memijat tangan dan pundakku.

”Wah, hebat ya...terus kalau ayah kerjanya apa? Tanyaku.

”Kalau ayah, suka membaiki sepatu yang koyak” Ujarnya masih dengan mata berbinar-binar.

”Agustin, Ibu pesan jamu ya sama mama, namanya jamu kunyit asam sirih” kataku sambil menulis pada secarik kertas khawatir dia akan lupa. Saya segera pergi dari kelas itu karena guru selanjutnya sudah menanti.

Esok hari ketika saya selesai mengajar di kelas 2 IPS, di meja kerjaku sudah tampak sebotol jamu. Bu Ninik, yang duduknya dekat denganku mengatakan kalau jamu itu titipan dari mamanya Anggi, demikian panggilan Agustin.

”Bu, saya pesan juga lho, ternyata mamanya Anggi itu suka buat jamu ya”kata Bu Ninik, dengan suaranya yang terdengar manis manja. Saya selalu mengatakan itu padanya, mungkin karena dia dijuluki spesialis mengajar di kelas 1 SD, jadi suaranya harus mengikuti keadaan.

”Bukan itu saja Bu, dia juga pandai memijat”kataku.

”Lha? Saya mengira Anggi itu anak orang kaya lho, anaknya kan cantik, penampilannya juga” Bu Ninik, sedikit kaget.

”Yang membuat lebih cantik lagi, anak itu bangga memiliki orang tua dengan keadaan seperti itu” kataku sambil membayangkan wajah Agustin yang berbinar, bangga dan bahagia memiliki orangtua apapun keadaannya di tengah teman-temannya yang memiliki orangtua sebagai diplomat, pilot, dosen,pegawai petronas, dan pekerjaan lain yang seringkali membuat anaknya bangga dan orang –orang disekitar merasa harus hati-hati agar tidak salah melayani.

Alloh berfirman,Adapun manusia, apabila Rabb-nya menguji lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata:”Rabb-ku telah memuliakanku.” Adapun bila Rabb-nya menguji lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata: ”Rabb-ku menghinakanku.” Sekali-kali tidak demikian....(QS. Al-Fajr:15-17)

Sebab itu, berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.(QS. Al-A’raaf:144)

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. (QS.Az-Zukhruf : 32) ( KL20/04/08 def:)



That’s a Harmony Class!

Istirahat pertama Wiwin yang kelasnya di atas tidak terlihat turun untuk membeli makanan . Dia sibuk membersihkan kelas, mengelap kaca, menata ruangan , menyimpan beberapa karya teman-temannya yang terbuat dari lilin di atas bangku yang tak terpakai.Sementara teman-temannya ada yang jajan,baca buku, sebagian di ruang komputer, ada juga yang ngobrol seolah membicarakan hal yang lebih menarik ketimbang harus membersihkan kelas seperti yang dilakukan oleh Wiwin. Sesekali dia naik di atas kursi untuk membersihkan bagian yang tidak terjangkau, agak khawatir juga melihatnya karena berat tubuhnya memang melebihi berat rata-rata kawan-kawannya. Ketika saya melihat jadwal piket yang ditempel di dinding,saya menanyakan buatan siapa, Nurul menjawab Nana lah yang membuat. Kertas karton hitam yang ditempeli foto-foto anggota kelas serta ada foto walikelas yang dilengkapi dengan sebait pantun yang isinya(…..) that’s a harmony class!!

Begitu asyiknya saya melihat Wiwin bekerja membersihkan kelas tanpa kata sampai tak terasa kalau waktu istirahat hanya tinggal 5 menit lagi.Akhirnya saya turun, tak disangka saya bertemu dengan walikelasnya Wiwin, kemudian saya memuji kelasnya dan mengomentari pantun yang ditujukan untuk walikelasnya, ternyata dia tidak mengetahui kalau fotonya di pajang di kelas apalagi membaca pantunnya.

Dua minggu kemudian, anak-anakku mengungkapkan kalau akan ada penilaian kelas.Mereka minta pendapatku bagaimana cara menata kelas. Hari berikutnya mereka mengatakan sudah belanja membeli keperluan penataan kelas dengan menggunakan uang kas. Ada juga yang meminta bantuan untuk mengeprint jadwal kelas.. Sorenya saya bersama dengan dua orang siswa pergi cetak foto anggota kelas.Saya sangat senang sekali dengan kesibukan mereka menata kelas.

Hari Sabtu, kebetulan di sekolah ada acara maulid Nabi setelah selesai acara,mereka melanjutkan kegiatan menata kelas.Ada beberapa anak yang datang untuk menanyakan mading, kebetulan saya juga sedang menyiapkan sesuatu untuk kegiatan mengajar. Ada juga anak yang bertanya mengapa saya tidak melihat kelas bukankah kelas sedang di benahi.Tentu saja saya juga berniat untuk ke kelas, tapi ada yang lebih saya utamakan. Sebelum pergi kusempatkan untuk melihat kelas tetapi baru beberapa langkah masuk kelas saya harus mendapatkan kata-kata yang teramat indah untuk saya renungkan,saya merasa malu menjadi walikelas mereka, seharusnya memang saya berada di kelas itu, membantu mereka menata kelas, saya salah beranggapan bahwa mereka akan membuat kejutan untuk saya .

Masih ingatkah Nak, waktu tahun ajaran baru ketika saya bahagia mendapat tugas menjadi walikelas kalian. Ungkapan bahagia itu saya nyatakan dengan menata kelas sendiri, membeli taplak, vas bunga, dan bunga hidup agar kelas terlihat segar.

Tahun ajaran baru pun akan kita jelang, vas bunga, taplak meja, dan bunga hidup yang selalu saya mohon agar menyisakan setetes air minummu untuknya. Kini benda-benda itu sudah tiada. Saya menyaksikan sendiri bunga itu merana, dan akhirnya saya simpan di luar, karena saya tahu Tuhan itu maha Pemurah dengan rinai hujanNya untuk kami juga untuk bunga itu. Saya juga menginginkan agar di kelas di pasang foto-foto anggota kelas tapi semua itu terwujud ketika sekolah mengumumkan akan ada lomba penilaian kelas .

Kini kelas itu sudah tertata rapih, ada foto-foto, ada taplak, ada bunga plastik, tirai jendela, jadwal kelas yang ditulis di kertas warna-warni, meriah sangat meriah tak semeriah hati saya ketika akhirnya saya pergi dari kelas itu dengan linangan air mata, saya mendapatkan pelajaran” bekerja untuk tidak banyak kata” jadi ingat ceramahnya AA Gym:

  • Aku bukan ancaman
  • Aku menyenangkan bagimu
  • Aku memberi manfaat

Dan bukanlah aku termasuk orang yang mengada-adakan (QS. Shaad:86)

Jika kita ingin bahagia, mendapatkan ketenangan jiwa, dan dapat memberikan yang terbaik untuk orang lain, maka kita harus berbicara, bekerja dan memberikan sesuatu yang kita mampu melakukannya. Dalam sebuah hadist disebutkan: “Sesungguhnya Alloh senang terhadap seseorang di antara kalian yang jika melakukan suatu pekerjaan maka akan melakukannya dengan baik”.(Laa Tahzan. Hal 505).(KL.7/04/08 def:)





Tidak ada komentar: